Electric vehicles: Powering Indonesia’s next industrial growth
Indonesia’s EV plans will open new trade and commercial opportunities for Australia’s services.
Indonesia’s pace of industrialisation, which helped propel the economy from the late 1980s to the 1990s, slowed dramatically in the aftermath of the Asian Financial Crisis. In the past two decades, that pace has lagged behind the overall economy’s growth. This is now changing as significant investments in new industrial sectors over the past few years supported by a series of government policies focused on encouraging industrial development are now beginning to bear fruit. Indonesia’s first burst of industrial expansion led to huge two-way trade growth
with Australia. Are we about to see a new era of rapid growth in commercial partnerships?
The dynamics related to these developments are fascinating. It includes a realignment of economic activity and its expansion towards east Indonesia, especially Sulawesi and the North Moluccas. Future developments will also include adjustments to the regional distribution of automotive production in Southeast Asia and beyond, most notably in the area of electric vehicles. For Indonesia, there will be an increase in demand for improved logistics management, skills training and infrastructure connectivity, some of which are already underway over the past
decade. These national efforts to move up the value chain in terms of sophisticated manufacturing and management will also need the support of more research and development.
Read the full ‘Electric vehicles: Powering Indonesia’s next industrial growth’ report here
For Australia, these Indonesian developments offer an opportunity to boost exports in critical minerals such as lithium, cobalt and sophisticated services. For Indonesia, the emergence of a competitive new automotive industry provides opportunities for export to Australia and, in particular, to take advantage of the special benefits accorded to Indonesian made electric vehicles under the IACEPA.
Collectively these new trade, investment and broader commercial opportunities highlight the merits of the powerhouse concept in practice, where the two countries bring complementary skills and strengths together to branch into third markets. While it has taken some time, there is a growing sense that a coherent national industry policy is taking shape. At the same time, significant regional economic developments are unfolding to attract the large investments required to fuel a new wave of industrialisation and exports.
This report explores important industrial changes taking place in Indonesia. It focuses specifically on recent developments in the electric vehicle (EV) sector. It firstly covers industrial policies that have supported the take-off of Indonesia’s nickel processing industry. Secondly, it overviews how its industrial policies are laying the foundations for an EV industry including in battery manufacturing. Finally, it outlines potential opportunities for cross-border trade and wider commercial partnerships in Indonesia’s EV development.
Kendaraan listrik: Menggairahkan langkah industrialisasi Indonesia terbaru
Rencana kendaraan listrik Indonesia akan membuka peluang perdagangan dan perniagaan baru untuk sektor jasa Australia.
Laju industrialisasi Indonesia, yang membantu menggerakkan ekonomi dari akhir 1980-an hingga 1990-an, melambat secara dramatis setelah Krisis Keuangan Asia, Krismon. Selama dua dekade terakhir, pertumbuhan sektor industri lebih lamban dari pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Hal ini sekarang mulai berubah seiring dengan investasi yang signifikan di sektor industri yang baru selama beberapa tahun terakhir yang didukung oleh serangkaian kebijakan pemerintah yang difokuskan untuk mendorong perkembangan industri yang kini mulai membuahkan hasil. Ledakan pertama proses industrialisasi Indonesia pada akhir tahun 1980an menyebabkan pertumbuhan perdagangan dua arah yang besar dengan Australia. Apakah kita akan menyaksikan era booming baru dalam pertumbuhan kemitraan perdagangan bilateral?
Dinamika yang terkait dengan perkembangan ini sangat menarik. Ini mencakup penataan kembali kegiatan ekonomi dan pergeseran pusat pertumbuhan ke arah timur Indonesia, khususnya Sulawesi dan Maluku Utara. Perkembangan di masa depan juga akan mencakup penyesuaian distribusi regional produksi otomotif di Asia Tenggara dan kawasan lainnya, terutama di bidang kendaraan listrik. Untuk menjamin kesuksesan, Indonesia akan membutuhkan manajemen logistik yang lebih baik, pelatihan keterampilan dan konektivitasinfrastruktur, beberapa di antaranya sudah dikembangkan selama dekade terakhir. Upaya nasional untuk meningkatkan rantai nilai dalam hal manufaktur dan manajemen yang canggih ini juga perlu didukung dengan lebih banyak penelitian dan pengembangan.
Unduh ‘Kendaraan listrik: Menggairahkan langkah industrialisasi Indonesia terbaru’ disini
Perkembangan di Indonesia ini membuka peluang bagi Australia untuk meningkatkan ekspor mineral strategis seperti litium, kobalt, serta layanan jasa yang canggih. Bagi Indonesia, munculnya industri otomotif baru yang kompetitif memberikan peluang untuk ekspor ke Australia dan, khususnya, untuk memanfaatkan fasilitas khusus yang diberikan untuk kendaraan listrik buatan Indonesia di bawah IA-CEPA. Secara kolektif, perdagangan, investasi, dan peluang komersial yang lebih luas ini menyoroti manfaat konsep powerhouse dalam praktiknya, terutama karena
Indonesia diharapkan mengekspor barang-barang ini ke pasar ketiga.
Meskipun memakan waktu lama, sudah nampak bahwa serangkaian kebijakan industri nasional yang koheren mulai terwujud. Pada saat yang sama, perkembangan ekonomi regional yang signifikan sedang berlangsung untuk menarik investasi besar yang dibutuhkan untuk mendorong gelombang baru industrialisasi dan ekspor.
Laporan ini membahas perubahan industri yang terjadi di Indonesia. Fokus inti diarahkan pada perkembangan terkini di sektor Mobil Listrik (EV). Bagian pertama mencakup kebijakan industri Indonesia yang telah mendukung lepas landasnya sebuah industri pengolahan nikel dalam negeri. Kedua, laporan ini mengulas bagaimana kebijakan tersebut meletakkan dasar untuk EV (kendaraan listrik) dan industri manufaktur baterai EV. Terakhir, laporan ini menguraikan peluang potensial untuk perdagangan lintas batas dan kemitraan perniagaan yang lebih luas dalam pengembangan industri EV di Indonesia.