The Australia-Indonesia Centre announces new board members with experience in policy, business and education

From left to right/Dari kiri ke kanan: Daisy Primayanti, Harold Mitchell AC, Felia Salim, Prof Jamaluddin Jompa, HE Dr Siswo Pramono (inset, top/sisipan, atas), Stefani Herlie (inset, centre/sisipan, tengah), Prof Nizam (inset, bottom/sisipan, bawah)

 

English | Bahasa Indonesia

 

The Australia-Indonesia Centre (AIC) is pleased to announce six new Indonesian appointments to its advisory board, each providing a wealth of specialist knowledge and experience.

 

The AIC is pleased to welcome HE Dr Siswo Pramono (Indonesian Ambassador to Australia),  Felia Salim (Board member, EXIM Bank), Professor Nizam (Director General for Higher Education, Research and Technology, the Indonesian Ministry of Education, Culture, Research and Technology), Daisy Primayanti (Managing Director, Baldwin Boyle Group),  Professor Jamaluddin Jompa (Rector, Universitas Hasanuddin), and Stefani Herlie (Senior Vice President, Bukalapak).

According to Board Chairman Harold Mitchell the new appointments are timely.

“Our new board members will bring a diversity of ideas and experience that will further invigorate the Centre’s work in research collaboration and bilateral relationship building.”

“This comes at a critical time as the AIC heads into its next phase,” said Mr Mitchell.

Indonesia’s Ambassador to Australia, His Excellency Siswo Pramono, brings diplomatic experience to the AIC from his previous senior roles at Indonesia’s foreign affairs ministry and postings at embassies in the Netherlands and Germany.

The Ambassador’s scholarly career also reflects his ties with Australia and the bilateral relationship.

“Ambassador Pramono is an alumnus of Universitas Airlangga, Monash University and the Australian National University and brings valuable and unique perspectives on the Australia-Indonesia relationship which will help to guide and inform the Centre’s work as it continues to strengthen the partnerships between our peoples,” said Mr Mitchell.

 

HE Dr Siswo Pramono (right) submits his Letter of Credence to the Governor General of Australia, the Honorable David Hurley AC. DSC. (Retd) at Government House, Canberra. (Image: kemlu.go.id)

 

Joining Ambassador Pramono are three leading figures in Indonesian finance and business.

Banking executive Felia Salim has more than thirty years experience in the sector including as vice CEO of one of Indonesia’s largest state banks, Bank Negara Indonesia. She provided policy guidance during the Asian financial crises and currently serves on the board of  Indonesia’s Eximbank.

She is actively involved in several environmental and sustainability projects and chairwoman of Transparency International Indonesia.

Daisy Primayanti is Managing Director of Baldwin Boyle Group and has more than 20 years experience in strategic communications. Ms Primayanti has formerly served in leadership positions at ABN AMRO Bank and Pfizer Indonesia and her experience will help guide the Centre’s branding in its next phase.

Stefani Herlie brings a wealth of experience from Southeast Asia’s technology sector. Ms Herlie is a senior vice-president at e-commerce giant Bukalapak. Prior to that she played a central role in developing flight business and payment products at the digital company Traveloka. Stefani’s aptitude for digital entrepreneurship will be leveraged as a member of the AIC board.

The AIC is also bolstering its board with two distinguished academic and policy leaders.

This includes the Director-General for Higher Education, Research and Technology at Indonesia’s Ministry of Education, Culture, Research and Technology, Professor Nizam, who has been a part of legislative initiatives in more than a decade’s experience in the education portfolio.

Professor Nizam holds a Doctoral degree from the Imperial College of Science and Technology from the University of London.

 

AIC Chair Harold Mitchell AC (centre, left) and Unhas Rektor Prof Jamaluddin Jompa (centre, right) sign a Letter of Intent for PAIR Lab as DFAT’s Adrian Lochrin (far left) and AIC Executive Director Dr Eugene Sebastian look on. (Image: AIC, Steve Wright)

 

It’s also a delight for the Centre to announce that long-time supporter Jamaluddin Jompa is joining the advisory board.

Professor Jompa is the Rector of Hasanuddin University, a partner institute, and has served on the Partnership for Australia-Indonesia Research’s RAP, or Research Advisory Panel, since its inception back in 2020. He has extensive knowledge of marine ecology and is Chairman of the Center of Excellence for Marine Resilience and Sustainable Development.

The new board members joined us for our meeting in Makassar in December and look forward to advocating and guiding the Centre’s work in the years ahead.

The AIC would also like to thank outgoing board members Professor Dr Ainun Na’im (Indonesian Ministry of Education), Professor Dr Dwia Pulubuhu (Universitas Hasanuddin), Vishnu Shahaney (ANZ), Mahendra Siregar (Indonesian Ministry of Foreign Affairs) and former Australian Ambassador to Indonesia Gary Quinlan AO for their work and support of the AIC and its initiatives. We offer our heartfelt appreciation for their time and insights.

 


 

Australia-Indonesia Centre (AIC) dengan bangga mengumumkan enam penunjukan baru dari Indonesia untuk dewan penasehatnya, masing-masing memberikan banyak pengetahuan dan pengalaman khusus.

 

AIC dengan senang hati menyambut HE Dr Siswo Pramono (Duta Besar Indonesia untuk Australia), Felia Salim (Anggota Dewan, EXIM Bank), Profesor Nizam (Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi), Daisy Primayanti (Managing Director, Baldwin Boyle Group), Profesor Jamaluddin Jompa (Rektor, Universitas Hasanuddin), dan Stefani Herlie (Senior Vice President, Bukalapak).

Menurut Ketua Dewan Harold Mitchell, pengangkatan baru ini tepat waktu.

“Anggota dewan baru kami akan membawa keragaman ide dan pengalaman yang akan semakin memperkuat kerja AIC dalam kolaborasi penelitian dan peningkatan hubungan bilateral.”

“Ini bertepatan dengan masa krusial karena AIC menuju fase berikutnya,” kata Bapak Mitchell.

Duta Besar Indonesia untuk Australia, Siswo Pramono, membawa pengalaman diplomatik ke AIC dari peran senior sebelumnya di Kementerian Luar Negeri Indonesia dan penempatan di kedutaan besar di Belanda dan Jerman.

Karier ilmiah Duta Besar juga mencerminkan hubungannya dengan Australia dan hubungan bilateral.

“Duta Besar Pramono adalah alumnus Universitas Airlangga, Monash University, dan Universitas Nasional Australia dan membawa perspektif yang berharga dan unik tentang hubungan Australia-Indonesia yang akan membantu memandu dan menginformasikan pekerjaan AIC tersebut karena terus memperkuat kemitraan antara masyarakat kita, ” kata Bapak Mitchell.

 

HE Dr Siswo Pramono (kanan) menyerahkan Letter of Credence kepada Gubernur Jenderal Australia, HE David Hurley AC. DSC. (Purn) di Government House, Canberra. (Gambar: kemlu.go.id)

 

Juga bergabung dengan Duta Besar Pramono, tiga tokoh terkemuka di bidang keuangan dan bisnis Indonesia.

Eksekutif perbankan Felia Salim memiliki pengalaman lebih dari tiga puluh tahun di sektor tersebut termasuk sebagai wakil CEO di salah satu bank negara terbesar di Indonesia, Bank Negara Indonesia. Ibu Felia memberikan panduan kebijakan selama krisis keuangan Asia dan saat ini menjabat sebagai dewan Eximbank Indonesia.

Beliau aktif terlibat dalam beberapa proyek lingkungan dan keberlanjutan dan serta menjadi ketua Transparency International Indonesia.

Daisy Primayanti adalah Managing Director Baldwin Boyle Group dan memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun dalam komunikasi strategis. Ibu Daisy sebelumnya menjabat posisi kepemimpinan di ABN AMRO Bank dan Pfizer Indonesia dan pengalamannya akan membantu memandu branding AIC di fase berikutnya.

Stefani Herlie membawa segudang pengalaman dari sektor teknologi Asia Tenggara. Ibu Stefani adalah wakil presiden senior di e-commerce terbesar Bukalapak. Sebelumnya ia berperan sentral dalam mengembangkan bisnis penerbangan dan produk pembayaran di perusahaan digital Traveloka. Bakat Stefani dalam kewirausahaan digital akan dimanfaatkan sebagai anggota dewan AIC.

AIC juga memperkuat dewannya dengan dua pemimpin akademik dan kebijakan terkemuka.

Ini termasuk Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia, Profesor Nizam, yang telah menjadi bagian dari inisiatif legislatif selama lebih dari satu dekade pengalaman dalam portofolio pendidikan.

Profesor Nizam memegang gelar Doktor dari Imperial College of Science and Technology dari University of London.

 

Ketua AIC Harold Mitchell AC (tengah, kiri) dan Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa (tengah, kanan) menandatangani Letter of Intent untuk PAIR Lab dengan disaksikan oleh Adrian Lochrin dari DFAT (paling kiri) dan Direktur Eksekutif AIC Dr Eugene Sebastian. (Gambar: AIC, Steve Wright)

 

AIC juga senang mengumumkan bahwa kerabat lama Profesor Jamaluddin Jompa bergabung dengan dewan penasehat.

Profesor Jompa adalah Rektor Universitas Hasanuddin, salah satu universitas mitra, dan telah bertugas sebagai dewan penasihat penelitian untuk Kemitraan untuk Penelitian Australia-Indonesia (PAIR), sejak didirikan pada tahun 2020. Dia memiliki pengetahuan luas tentang ekologi kelautan dan merupakan Ketua Pusat Keunggulan Ketahanan Laut dan Pembangunan Berkelanjutan.

Anggota dewan yang baru bergabung dengan kami dalam pertemuan di Makassar pada bulan Desember dan berharap dapat mengadvokasi dan membimbing kerja AIC di tahun-tahun mendatang.

AIC juga ingin mengucapkan terima kasih kepada anggota dewan Profesor Dr Ainun Na’im (Kementerian Pendidikan Indonesia), Profesor Dr Dwia Pulubuhu (Universitas Hasanuddin), Wisnu Shahaney (ANZ), Mahendra Siregar (Kementerian Luar Negeri Indonesia) dan mantan Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan AO atas kerja dan dukungan mereka terhadap AIC dan prakarsanya. Kami menyampaikan penghargaan tulus kami untuk waktu dan wawasan mereka.

Picture of Harold Mitchell AC

Chair
The Australia-Indonesia Centre

Sign up to our twice-weekly Media Update